Kota Yogyakarta, Selasa, 12 Februari 2008
Sekreteris Daerah Kota Yogyakarta Drs. H. Rapingun didampingi Camat Umbulharjo, Drs. Kris Sarjono Sutejo dan beberapa melakukan panen padi di lahan sawah milik H. Mangku Hadi Sasmito, Wirosahban UH VI /642 Kelurahan Sorosutan Kecamatan Umbulharjo. Panen padi dilakukan secara simbolik dengan pemotongan bernas padi diawali oleh Sekda Kota Yogyakarta , Camat Umbulharjo, dan Ketua Kelompok Tani “GAPOKTAN” Kecamatan Umbulharjo Untung Purnomo dan disaksikan oleh warga Sorosutan.
Sekreteris Daerah Kota Yogyakarta Drs. H. Rapingun didampingi Camat Umbulharjo, Drs. Kris Sarjono Sutejo dan beberapa melakukan panen padi di lahan sawah milik H. Mangku Hadi Sasmito, Wirosahban UH VI /642 Kelurahan Sorosutan Kecamatan Umbulharjo. Panen padi dilakukan secara simbolik dengan pemotongan bernas padi diawali oleh Sekda Kota Yogyakarta , Camat Umbulharjo, dan Ketua Kelompok Tani “GAPOKTAN” Kecamatan Umbulharjo Untung Purnomo dan disaksikan oleh warga Sorosutan.
Kepala
Kantor Pertanian dan Kehewanan Kota Yogyakarta, Drh. Mahcmud Asvan,
mengatakan padi yang dipanen di Sorosutan ini merupakan jenis padi
varietas unggul sejenis rajalele yang dititipkan oleh Puro Pakualaman. Jenis varietas padi ini belum diberi nama. “ Namannya belum ada. Padi unggul ini merupakan titipan dan Kantor pertanian akan melakukan identifikasi dan kemungkinan akan dikembangkan,” ungkap Machmud Asvan.
Aswan menambahkan padi jenis ini merupakan padi jenis unggul yang varietasnya sama seperti rajalele. “Ketika panen pertama dan pada saat harga beras mencapai Rp. 4.500,- beras hasil panen pertama ini sudah mencapai harga Rp. 8 ribu per kilogram.
Selain itu, di lahan pertanian yang ada di Sorosutan Umbulharjo jelas Asvan, sudah dikembangkan beberapa tanaman organik seperti sayuran. Masih berkaitan dengan Program Peningkatakan Produksi Nasional, Asvan mengatakan walaupun Kota Yogyakarta tidak memiliki lahan pertanian sawah tetapi tetap ikut berpatisipasi dalam program ini. Hal ini terbukti beberapa bulan lalu ketika panen raya yang pelaksanaan bersamaan dengan kecamatan Tegalrejo, kecamatan Umbulharjo telah memproduksi 8,9 ton / hektar. “ Ini telah melebihi ketentuan Nasional (7,8),” ungkap Asvan.
Asvan menambahkan sesuai dengan arahan Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto dan program Pemerintah Pusat, Kota Yogyakarta ke depan akan melakukan program yang ditetapkan yakni memanfaatkan lahan pertanian dengan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satunya, dengan tanaman organik seperti sayuran atau penanaman melinjo dan lainnya”, ungkap Asvan.
Asvan mengatakan Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus mendorong petani untuk memanfaatkan lahan minimal untuk mandapatkan hasil maksimal.
Sementara
itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani ( Gapoktan) Kecamatan Umbulharjo
Untung Purnomo mengatakan sejalan dengan perjalanan waktu lahan
pertanian di Kota Yogyakarta khususnya di Umbulharjo mengalami
penyusutan. Karena banyak yang digunakan untuk pembangunan rumah. Untuk
mengantisipasi sempitnya lahan, tidak semua petani menanam lahannya
dengan padi. Tetapi menurutnya petani sudah mengefisienkan sempitnya lahan dengan menanam tanaman ekonomis tinggi seperti tanaman hias, dan obat-obatan. Dikatakan lahan pertanian di kecamatan Umbulharjo sekarang ini masih sekitar 61 meter persegi. Untung menambahkan di tahun 1970 lahan pertanian di Umbulharjo seluas 110 hektar.
Kendala
yang dihadapi sekarang ini, menurut Untung, sulitnya memanfaatkan lahan
pertanian yang sudah dibeli dan tidak dimanfaatkan (mangkrak). Menurutnya, sudah dilakukan permintaan ijin melalui Lurah atau Camat kepada para pemilik tanah yang berhumlah sekitar 30 orang,
namun yang bersedia mengijinkan hanya sekitar 5 orang. Dirinya kuatir
lahan yang mangkrak itu apabila tidak dipergunakan akan membawa sumber
penyakit. Tetapi digunakan akan memberikan nilai tambah buat masyarakat
di sekitarnya.